ENTRI PALING ANYAR ADA DIBAWAH SINI !!

tRouBLe Generation






kLik DISINI untuk meLihat GaLeri Foto !

untuk penambahan foto, hubungi admin di kodel.begundal@yahoo.com

ini kejadian dipagi hari ketika kuncup bunga masih berseLimutkan embun dan embun masih enggan menetes membasahi tanah waLaupun tanah teLah gersang terinjak dihari kemarin dan kemarinnya Lagi. jeritan ayam jantan terdengar semakin parau. semakin serak tak bersuara ketika kerongkongannya kering membutuhkan setetes air. sedangkan angin masih bertahan menggendong udara dingin dan menghembuskannya kesetiap sudut mengisi biLah-biLah ruang tak berpemimpin yang hanya diisi dengkur makhLuk berseLimutkan sarung butut yang menggigiL kedinginan. dia menekuk kaki-kakinya sehingga mata-mata dengkuL hampir menyentuh dadanya yang masih berdetak.
detik-detik membawa menit keperaduan jam sampai suatu teriakan tak bersuara berhasiL membuka mata dan membuatnya meLek. ayam jantan yang kerongkongannya kering mengepak-ngepak sayap membuat suara gaduh tak asing yang pasti terjadi dipagi hari. mereka menguap dan menggeLiat. sendi kaku yang tertahan kurang Lebih deLapan jam itu sahut-menyahut dengan nada yang khas akan suatu haL yang patah. bantaL-bantaL seLimut berserakan dicampakkan demi memuLai suatu momentum panjang menuju tujuhbeLas jam kedepan.
embun menetes membasahi tanah. si tukang dengkur teLah siaga dengan baju zirahnya. mata keciLnya memandang setiap titik sudut ruang eksistensinya.

"aku datang diatas harapan. harapan yang mengantarkan Langkahku mencapai tempat ini. tak ada seribu satu aLasan, tak ada seribu satu jawaban. aku datang kesini diatas harapan dan mengemban harapan untuk sesuatu yang kami harapkan."

----------------------

angin bergesekan dengan daun memaksa sang daun menyapa teman yang sedari duLu ada disisinya. mungkin sudah pantas untuk disebut sahabat karena mereka berada pada satu pohon, bahkan satu ranting. anginpun menggerakkan serdadu debu disebuah Lapang terbuka dimana rerumputan merana tak Lagi muda bahkan mudah untuk dibakar. mereka terinjak-injak ditengah geramnya surya. mereka terinjak-injak oLeh ratusan makhLuk yang dikLaim sapiens penabur bencana pada saat pertama akan diciptakannya, diaLah manusia. dijumLah manusia itu si pendengkurLah saLah satunya peLaku keji yang menginjak sang rumput merana. si pendengkur tak sadar bahwa kehidupannya bagaikan setitik eLektron daLam sebuah sistem. dia sangat keciL bahkan merupakan bagian dari peta sang atom. tapi dia hanya berbaur. mungkin ituLah yang namanya hukum aLam ketika sang rumput harus reLa terinjak oLeh sapiens, juga makLuk Lainnya yang tak suka diam seumur hidup pada satu tempat, pada satu keadaan.
ENTRI LAINNYA DIBAWAH SINI !!